headerphoto

Ita and Reza



here's the concept ....

Terima kasih untuk Ita dan Reza, yang telah mempercayakan foto Prewedd dan Weddingnya kepada Kami .....

With The concept : Resep Keluarga Bahagia ...
And here it is ...








Bencana itu datang lagi ...


Ditengah lelap tertidur, di tengah ending mimpi malam, tiba2 bencana itu datang lagi ...... yah tanggul Situ Gintung jebol !!!!!

Salah siapa ????? tak ada yang berani bertanggung jawab ....!!!! semua mengklaim ini bencana alam dan datang dari TUHAN ..... Mari sedikit tarik kebelakang .... apa kah kita tidak sadar bahwa tangan kita yang telah merusak alam, apakah tak sadar perbuatan kita telah membuat tidak seimbangnya ekosistem .... dan maaf kita tidak sadar bahwa kita terlalu serakah terhadap alam ? ....

Jangan, jangan engkau bilang bahwa ini bencana karena TUHAN, karena sesungguhnya kita sendiri yang membuat kerusakan di muka bumi hingga ALLAH murka .....

Air yg sangat kita butuhkan untuk hidup pun dapat murka kalo sering kita sakiti, kita kotori dan kita sering perlakukan tidak ADIL !!!

Semua orang (yg memiliki NURANI) pasti menangis melihat bencana ini, tapi akan kah kita hanya menangis tanpa berbuat sesuatu ? .... yah alam adalah tempat kita hidup, tanpa air niscaya kita mati , tapi sadarkan diri bahwa airpun dapat menyebabkan kematian.... Mulai detik ini cintai alam kita, cintai mahluk lain .... dan sesungguhnya berbagi cinta adalah hal yang paling mulia ....

Boest,Medio akhir Maret 09
Note : foto by boest, Sunda kelapa 2009

Keiklashan


Duduk sendiri di pojok beranda teras atas rumah, memperhatikan daun dan dahan yang saling bergesekan di tiup semilir angin malam itu, membuat ku mengambil kesimpulan, alangkah indahnya hidup seperti daun2 itu .....Bergerak searah angin, tanpa perlawanan dan sepertinya iklash dengan kodratnya sebagai mahluk.

Dan teringat aku betapa seorang petani tua pun iklash mencari nafkah untuk keluarganya, berat beban di pikul tanpa keluhan.... ah ...alangkah indahnya hidup.

Senyum kecilku (dalam hati) membandingkan keiklashan mereka dengan diri ini....... aku terlalu banyak mengeluh, terlalu banyak melawan angin, terlalu banyak bermimpi, seolah mengeluh terus dengan segala pemberian Tuhan selama ini.... tunduk aku dalam nelangsa dan sekejap sadarkan diri bahwa aku harus IKLASH ....

Iklash sebagai sang mahluk dan menerima semua takdir dengan lapang dada, tak boleh takabur bahwa sesungguhnya Tuhan beri cobaan untuk menambah keimanan. Ya...aku lemah ... tolong bantu aku teman....


Boest,
medio Maret09
Note : Foto By Boest, Rawa Bokor Mar 09

Yang Muda Ke Laut Aja......



Yang muda sang pembaharuan ..... kalimat itu tidak terpakai lagi disini.... ketika semua organ dan sendi kehidupan semakin berat untuk berputar, masih saja negeri ini mengharamkan orang muda untuk ikut campur tangan, justru kehadirannya dianggap pembangkang dan kalau pun mungkin di'bredel' saja.

Apa yang salah dengan generasi muda.... apa yang tidak bisa mereka kerjakan, apa dan bagaimana mereka dapat pengalaman bila tidak pernah di beri kesempatan. Pembaharuan sepetinya pilih-pilih dan seolah selalu perpihak pada generasi tua dan uzur yang enggan melepas jabatannya dan seolah kalo bisa di bawa sampai mati jabatan itu

Dimana lagi nilai lebih kita, bila selalu saja menggunakan cara lama untuk mengatasi masalah baru...... dimana lagi buah pikir para pemuda harus di letakan.


Kritik sedikit dianggap cacian ....
kasih masukan dianggap provokasi.....
beri pemikiran di anggap ekstrimis ....
beda pendapat dianggap pembangkang dan harus dimusnahkan .....

Ya.... tak letih berharap dalam dada ini utk yang namanya perbaikan .... perbaikan yang mana, perubahan yang seperti apa .... jangan tanyakan pada kami, tapi pada pemimpin yang lama, dan seolah enggan membuka mata .... kalo hal benar2 terjadi maka ..... Yang Muda Ke laut aja ......


Boest
medio Feb 09

I Hate U but I Missed U

Hehe..... judulnya sengaja di plesetkan dari lagu Slank..... yah sesungguhnya memang ini yang sedang aku rasa..... Aku benci dengan keadaan ini tetapi aku kangen untuk entah itu sekedar mengingat atau merasakannya lagi ......

Terik mentari tiba2 berubah menjadi mendung gelap, ketika sore itu aku lunglai di kereta kerja ku menuju rumah kecil yang bagi ku istana besar. Padat dan ramai kendaraan lain seperti nya enggan memberi ku ruang untuk bergerak lebih cepat dan menambah laju kereta. Pikiran ku pun melayang, ........... sontak sebuah lagu lama dari Radio Jak FM pun bangun kan memory....... seolah bagai battery habis di isi ulang, otak ku cepat mencari tahu, apa yang aku sadari mengapa seolah energi ku kembali 'ON' begitu lagu itu mulai dimainkan......

Yah.... aku rasa semua pun pernah mengalaminya, rasa kangen untuk bertemu semua sahabat....untuk sekedar meletakan dendam dan berangkulan dalam tawa..........
tetapi akan kah dan mungkin kah kita bersama lagi sahabat?

Ketika satu persatu dari kita pergi dan seolah sibuk sendiri dengan bisnis baru, dengan keluarga, dengan pekerjaan , dengan pacar atau dengan selingkuhannya maka..... jurang pemisah itu makin tinggi menjulang, ketika ego berhadap dengan perasaan .... mana yang akan kau kalahkan?

Ini lah hal yang aku benci ..... tak pernah ada yang pasti, selain matahari terbenam esok senja di ufuk barat...... Melangkah dan terus berlarilah sahabat, jangan pernah peduli dengan apa yang terjadi ......... peluk erat dan jangan lepaskan segala keyakinan ..... tak mungkin kita akan terus bersama.................asal engkau tahu.... aku akan terus menjadi sahabat

Satu kaki aku siap lari..................


Minggu malam adalah waktu yang paling ku benci, karena selang beberapa jam ke depan aku akan berhadapan lagi dengan rutinitas, yang membuat kepala pecah oleh aturan dan membuat buta pikiran karena otak tak lagi ku gunakan.

Hari ini harus lebih baik dari kemarin........ itu pepatah kuno, yang mungkin sangat susah aku jalankan........ Aral melintang dan terpaan angin kencang bernama kejenuhan terus mendera, menyerang batas pertahanan jiwa yang di jaga oleh hati dan integritas. Terus menerus ku tambah amunisiku ..... tapi percuma karena lawan tak sepadan..... seolah berhadapan dengan tembok raksasa yang dikawal oleh para tentara.

Pergi kemana kau asa ? seolah jengah oleh pesona dan larut bagai gula dalam hangatnya satu poci teh hangat. Hendak kemana kau Jiwa yang kerdil ? lari dan sembunyi dari kenyataan ? atau sekedar menyibak hangat selimut malam kelam dalam dingin malam.

Satu kaki aku siap lari ....... tapi tak juga kuberani melepas perih..... tak ada yang bisa.....tak akan ada yang sanggup, selain kunci merah dalam hati dan kering tandus rindu kebebasan.


Boest, medio Feb 09

Ketika jalan Damai bukan satu2nya jalan

Yah....... banyak jalan menuju Roma, begitu kata pepatah yang sering aku dengar dari kecil sampai tua begini. Maksud dari kalimat itu memang kita tahu, tetapi benarkah banyak jalan untuk mencapai tujuan sama dengan halnya 'menghalalkan segala cara' ?

Demi kepentingan pribadi dan segilintir anggota kelompok, suatu pemimpin negeri seperti tega menggusur tradisi dan coba melawan budaya, demi satu kata yang di yakini sebagai satu "perubahan". Lalu seperti apa perubahan yang ditawarkan, apakah itu berpihak kepada rakyat atau hanya lelucon lama tentang memakmurkan para petinggi dan penguasa.

Hidup ini memang banyak resiko, jalan yang sulit dipercaya akan mendapat hasil yang baik diakhir dan sebaliknya..... tapi maaf , nasib itu bukan hitung-hitungan matematika, banyak koefisien yang harus dan ikut menentukan. Seperti juga aku ini, ku berhitung dengan angka dan sedikit keyakinan bahwa akankah jalan damai yang aku tawarkan bukan satu satunya jalan untuk menyelesaikan masalah ini. Atau.... aku harus ambil jalan pintas untuk singkirkan satu persatu masalah yang ada, yang selama ini mengekang erat kaki bagai rantai gajah mencengkram kaki kuat nya.

Dan seperti judul coretan bodoh ini .......akan kah ada lagi orang yang cinta damai dan memilih gencatan senjata serta duduk sejajar seraya bicara mengenai perubahan .... bukan PEPERANGAN